PEMBELAJARAN BERDASARKAN
TEORI TRANSFORMATIF DI SMA NEGERI 2 MOJOKERTO
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
AKUNTANSI
PROGAM
STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
Maret
2014
A. Konsep Dasar
Pembelajaran Transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto
SMA
Negeri 2 Mojokerto berdiri pada tanggal 9 Oktober 1982, diatas tanah seluas
17.867 m2 yang terletak di Jalan Raya Ijen No. 9 Mojokerto. SMA
Negeri 2 Mojokerto atau sering disebut SMANDA oleh sebagian besar siswanya,
diresmikan pada tanggal 30 Januari 1983 oleh Gubernur K.D.H.Tk.I Jawa Timur
bapak H. Soenandar Prijosoedarmo. Smanda berada di kawasan yang ramah
lingkungan sehingga memberikan ketenangan dalam melaksanakan kegiatan akademik. Sehubungan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang
terjadi di Indonesia, Smanda telah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi
atau yang dikenal sebagai Kurikulum 2004. Kemudian sejak tahun pelajaran
2006/2007 Smanda menerapkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dan
mulai tahun pelajaran 2007/2008, smanda menerapkan program rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional ( RSBI ). Hal ini didukung oleh komitmen guru dan staf
untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada siswa dalam mengantarkan mereka
untuk mencapai predikat SDM yang berkualitas yang siap bersaing di era
globalisasi. Untuk itu, SMA Negeri 2 Mojokerto didukung oleh 68 orang guru dan
21 orang staf administrasi termasuk keamanan dan petugas kebersihan, dibantu
oleh Komite Sekolah, dan dilengkapi dengan fasilitas yang cukup sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Didalam
makalah observasi ini akan membahas teori pembelajaran transformatif di SMA
Negeri 2 Mojokerto. Transformasi pada dasarnya adalah sebuah proses
perubahan yang mendasar pada diri manusia. Menurut bapak Reza berpendapat bahwa
pembelajaran transformatif merupakan sebuah
konsep atau kajian baru, tetapi telah menjadi bahan kajian di berbagai bidang,
termasuk pendidikan luar sekolah. Seperti diadakannya kegiatan ekstrakulikuler
atau kegiatan tambahan di sekolah. Kegiatan kemah atau E-Camp (english camp), kunjungan ke universitas negerei di Jawa (visit campus) juga setiap tahun
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Mojokerto. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan bahasa inggris para siswa dan menanamkan jiwa sosial
yang tinggi di kalangan masyarakat. Kegiatan diluar sekolah tersebut akan
menambah wawasan luas peserta didik mengenai bagaimana manusia adalah makhluk
sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Pembelajaran atau pendidikan yang
transformatif adalah pembelajaran atau pendidikan yang menghasilkan perubahan
mendasar pada diri peserta didik. Jadi pembelajaran yang tidak memberikan
dampak perubahan mendasar pada diri peserta didik bukanlah sebuah pembelajaran
transformatif. Dari penjelasan diatas dapat ditarik pengertian bahwa
transformasi berarti merubah bentuk, penampilan atau struktur, mengubah kondisi, hakikat atau karakteristik,
bahkan mengganti substansi. Dengan demikian semua transformasi adalah
perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah transformasi. Bapak Reza selaku
guru Bimbingan Konseling (BK) memberi kesimpulan tentang konsep atau pemahaman
tentang teori pembelajaran transformatif yaitu, Pembelajaran Transformatif adalah sebuah proses di
mana seseorang mengalami perubahan acuan berpikir. Kerangka ini menentukan apa
yang diketahui dan bagaimana orang mengetahuinya. Seorang yang mengalami
perubahan berarti memperoleh kemampuan untuk melakukan refleksi kritis terhadap
asumsi-asumsi, kepercayaan, nilai-nilai, dan perspektif yang melekat pada diri
sendiri maupun orang lain. Namun proses perubahan ini tidak hanya melibatkan
operasi kognitif dan rasional, tetapi juga melibatkan pergerakan emosional.
Fenomena ini tidak dapat diajarkan tetapi harus dialami dan dipraktikkan,
sehingga peran pendidik terbatas sebagai fasilitator dan pemantik bagi
berlangsungnya proses ini. Akhirnya dalam proses ini, individu bertransformasi
menjadi pembelajar yang bisa mengarahkan diri sendiri, kritis, dan mampu
berpikir secara rasional.
B.
Strategi
Pembelajaran Transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto
Dari
penjelasan tentang konsep dasar transformatif dan pembelajaran transformatif di
SMA Negeri 2 Mojokerto, dapat dikatakan bahwa pembelajaran transformatif telah
menjadi sebuah strategi pembelajaran tersendiri. Di dalamnya terdapat kandungan
potensi yang luar biasa. Apabila potensi tersebut dapat diaplikasikan kedalam
setiap kegiatan pendidikan, maka dapat diharapkan bahwa semua kegiatan
pendidikan merupakan kegiatan yang sangat menjanjikan untuk perkembangan sosial
peserta didik
Strategi pembelajaran transformatif di SMA Negeri 2
Mojokerto yaitu dengan cara pembelajaran diluar kelas atau pembelajaran diluar
sekolah. Belajar di luar kelas dan di luar
sekolah dapat membuka pandangan para siswa yang dasarnya dari materi (teori)
dapat mengerti penggunaan dalam kehidupan sehari-hari dan prakteknya. Ini
bertujuan untuk membantu program kurikulum pun dapat diterima lebih baik. Pembelajaran di luar kelas ini memacu siswa untuk lebih
aktif dan dapat berkomunikasi langsung dengan masyarakat sekitar dan Siswa
diajak untuk pandai menyampaikan sesuatu dalam bahasa yang formal dan
dimengerti orang sekitar. Di SMA Negeri 2 Mojokerto menggunakan strategi
pembelajaran transformatif dengan cara atau dengan mengadakan kegiatan diluar
kelas atau kegiatan di luar sekolah yaitu, yang pertama adalah kegiatan kemah (E-Camp) dan yang kedua adalah kunjungan
ke Universitas Negeri di Jawa. Berikut penjelasan dari kedua kegiatan
pembelajaran bedasar teori transformatif tersebut.
1.
E-Camp (English Camp)
Salah satu kewajiban sekolah adalah memberikan wadah bagi
siswa-siswinya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, SMA Negeri 2
merupakan satu-satunya SMA di kota Mojokerto yang memiliki status R-SBI (dulu)
sekarang yang mempuyai status sekolah unggulan se-kota dan se-kabupaten
Mojokerto oleh karena itu setiap siswa dituntut untuk menguasai Komunikasi
Bahasa Inggris. Melalui kegiatan Student’s English Camp yang merupakan salah satu
program sekolah, bertujuan untuk melatih siswa khususnya kelas X untuk belajar
berkomunikasi Bahasa Inggris dan mlatih para siswa agar menjadi manusia yang
berjiwa sosial tinggi. Untuk dapat berkomunikasi lancar siswa-siswi dituntut
untuk belajar di dalam lingkungan sekolah. Namun pada dasarnya menurut siswa
belajar di dalam lingkungan sekolah saja tidaklah cukup. Dengan memberikan
siswa-siswi pembelajaran dalam suasana yang berbeda membuat mereka merasa
mendapatkan sesuatu yang baru yang belum mereka dapatkan di lingkungan sekolah.
Sehingga para siswa bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman baru serta dapat
belajar hidup mandiri. Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali
untuk para siswa yang baru masuk di SMA Negeri 2 Mojokerto di Kebun Raya
Purwodadi-Pasuruan, kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas X. Dalam
kegiatan ini SMA Negeri 2 Kota Mojokerto bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota
Mojokerto untuk peminjaman tenda. Bentuk kegiatan Student’s English Camp berupa lomba-lomba dalam Bahasa
Inggris seperti Story Telling , Broad Casting , Poetry , Role
Play , Host , News Reading ,
dan The Best Class.
2.
Kunjungan ke Universitas Negeri (visit campus)
SMA Negeri 2 Mojokerto mempunyai kegiatan yg dilaksanakan setiap tahun oleh sekolah untuk para kelas XII yaitu kunjungan ke Universitas atau visit campus. Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan para siswa tentang Universitas Negeri di Jawa maupun di luar Jawa. Hal ini bila dikaitkan dengan pembelajaran transformatif mempunyai hubungan yang sangat erat, karena pembelajaran transformatif merupakan sebuah proses perubahan yang mendasar pada diri manusia. Oleh karena itu SMA Negeri 2 Mojokerto mengadakan kegiatan ini untuk mengembangkan kepribadian siswa dan agar bisa memahami situasi luar sekolah.
Kunjungan Universitas ini dilaksanakan di
ITS, ITB, ITB, UGM, UNY, UNAIR, dan masih banyak kampus lagi. Disini diharapkan
siswa mampu untuk mengetahui dan memahami segala jurusan yang ada di kampus
tersebut dan kegiatan ini dilakukan untuk membekali mereka agar setelah lulus
dari SMA Negeri 2 Mojokerto, peserta didik tidak kebingungan dengan memilih
atau menentukan kampus mana yang akan mereka pilih. Kegiatan visit campus ini tidak dilaksanakan di
kampus saja, melainkan para pendidik juga mengajak para pserta didik untuk
berkunjung ke SMA. Seperti halnya para pserta didik berkunjung ke SMA Negeri 3
Malang. Hal ini bertujuan agarpara peserta didik mampu bertukar pikiran dengan
para pserta didik dari SMA Negeri 3 Malang dan agar bisa lebih bersosialisasi
dengan masyarakat.
C. Persepktif
Transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto
1.
Transformatif sebagai
pengembangan kesadaran
Teori belajar transformatif yang disebut dengan conscientization atau
pengembangan kesadaran. Di SMA Negeri 2 Mojokerto, pembelajarn transformatif
sebagai pengembangan kesadaran diterapkan dengan adanya peraturan di sekolah,
sehingga hal tersebut akan mengacu kepada kesadaran peserta didik untuk
mentaati peraturan yang telah di buat oleh sekolah.
2.
Transformasi sebagai
Refleksi
Teori belajar sebagai refleksi merupakan pembelajaran orang
dewasa berdasarkan pada psikologi kognitif, psikologi perkembangan, dan teori
social kritis. Di SMA Negeri 2 mojokerto menerapkan teori pembelajaran
transformatif sebagai refleksi pada waktu berlangsungnya mata pelajaran
Bimbingan Konseling (BK).
3.
Transformasi sebagai
Perkembangan
Teori prospektifnya memberikan
kerangka kerja untuk memahami belajar transformatif sebagai pertumbuhan dengan memandang
kebutuhan untuk menemukan dan membangun makna didalam kehidupannya sebagai faktor
utama yang memotivasi orang dewasa untuk berpartisipasi di dalam pengalaman
formal. SMA Negeri 2 Mojokerto menerapkan pembelajaran transformatif sebagai
perkembangan dengan cara setiap kegiatan belajar mengajar para pendidik
dituntut untuk menceritakan pengalaman yang bersifat memotivasi dan membangun
para peserta didik dengan diselingi mengajar peserta didik dengan bercerita.
4.
Transformatif sebagai
Individuasi
Tujuan belajar transformatif
adalah mengidentifikasikan kesan- kesan yang muncul dalam belajar
dan melakukan dialog intrapersonal atas kesan- kesan tersebut. Di SMA Negeri 2
Mojokerto hal ini diterapkan pada waktu pembelajaran Bimbingan Konseling (BK),
dengan cara setiap peserta didik diwajibkan untuk menulis kesan-kesan atau pun
pesan untuk para pendidik dalam hal mengajar peserta didik dan melakukan dialog
kepada peserta didik secara satu per satu.
D. Praktik dan
Kondisi yang Ideal untuk Menerapkan Pembelajaran Transformatif di SMA Negeri 2
Mojokerto
Di bawah ini merupakan
tindakan-tindakan serta keadaan-keadaan penting dalam menerapkan pembelajaran
transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto.
1.
Kondisi-kondisi belajar yang ideal
Kondisi belajar yang
meningkatkan rasa keamanan, keterbukaan serta kepercayaan. Contohnya kelayakan
lingkungan pelatihan, mengadakan kegiatan belajar mengajar di luar kelas agar
tercipta situasi belajar yang ideal.
2.
Situasi pembelajaran yang terbuka dan mengutamakan
refleksi kritis
Situasi pembelajaran yang
demokratis, terbuka, rasional, memiliki akses kepada semua informasi yang ada
serta mengutamakan refleksi kritis. Pada waktu pembelajaran didalam ruang kelas
pendidik harus bersikap demokratis yaitu, bersikap tidak memihak, menghargai
pendapat peserta didik dan menerima segala jenis sumber informasi ( informasi
dari internet ).
3.
Pembelajaran transformatif sebagai pengalaman
Pembelajaran yang mensyaratkan
adanya saling berbagi pengalaman hak asasi manusia secara pribadi maupun
profesional. Dalam kegiatan belajar mengajar pendidik dituntut untuk saling
berbagi pengalaman baik, yang bertujuan untuk memotivasi dan memberi semangat
untuk peserta didik.
4.
Pengaturan kelompok untuk pembelajaran
transformatif
Kegiatan belajar mengajar akan
lebih santai atau lebih nyaman jika dilakukan dengan berkelompok. Kegiatan ini
bertujuan untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya, untuk menghargai dan
tidak menghindari ketidaksepahaman dan konflk, untuk memberi banyak masukan
ide-ide baru yang berbeda dan melaksanakan ide-ide baru tersebut dengan
berkelompok.
5.
Karakteristik Fasilitator
Pendidik harus dapat dipercaya,
bersikap empati, peduli, mempertahankan keaslian, jujur dan menunjukan
integritas tingkat tinggi. Menjadi seorang guru haruslah mempunyai sikap-sikap
yang disebutkan diatas agar peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
merasa nyaman dan termotivasi.
DAFTAR
RUJUKAN
Buchori, Mochtar. & Meitasandrashanti. 2009. Transformasi
Pendidikan (Pendidikan Kritis
Transformatif). Jakarta : Ar Ruzz Media.
Hardika, Dr.
M.Pd. 2012. Pembelajaran Transformatif Berbasis Learning How To Learn. Malang: UMM Press.
Trivette.
C.M. et.al. 2009. Characteristics and consequences of adult learning Methods and strategies. Research Brief.
Vol. 3, No.1.
Winkel, W.S.
1987. Psikologi pengajaran. Jakarta : PT Gramedia.
No comments:
Post a Comment