Thursday, November 6, 2014

PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI TRANSFORMATIF DI SMA NEGERI 2 MOJOKERTO

PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI TRANSFORMATIF DI SMA NEGERI 2 MOJOKERTO



 








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
Maret 2014


A.      Konsep Dasar Pembelajaran Transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto
SMA Negeri 2 Mojokerto berdiri pada tanggal 9 Oktober 1982, diatas tanah seluas 17.867 m2 yang terletak di Jalan Raya Ijen No. 9 Mojokerto. SMA Negeri 2 Mojokerto atau sering disebut SMANDA oleh sebagian besar siswanya, diresmikan pada tanggal 30 Januari 1983 oleh Gubernur K.D.H.Tk.I Jawa Timur bapak H. Soenandar Prijosoedarmo. Smanda berada di kawasan yang ramah lingkungan sehingga memberikan ketenangan dalam melaksanakan kegiatan akademik. Sehubungan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang terjadi di Indonesia, Smanda telah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang dikenal sebagai Kurikulum 2004. Kemudian sejak tahun pelajaran 2006/2007 Smanda menerapkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dan mulai tahun pelajaran 2007/2008, smanda menerapkan program rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ( RSBI ). Hal ini didukung oleh komitmen guru dan staf untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada siswa dalam mengantarkan mereka untuk mencapai predikat SDM yang berkualitas yang siap bersaing di era globalisasi. Untuk itu, SMA Negeri 2 Mojokerto didukung oleh 68 orang guru dan 21 orang staf administrasi termasuk keamanan dan petugas kebersihan, dibantu oleh Komite Sekolah, dan dilengkapi dengan fasilitas yang cukup sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Didalam makalah observasi ini akan membahas teori pembelajaran transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto. Transformasi pada dasarnya adalah sebuah proses perubahan yang mendasar pada diri manusia. Menurut bapak Reza berpendapat bahwa pembelajaran transformatif merupakan sebuah konsep atau kajian baru, tetapi telah menjadi bahan kajian di berbagai bidang, termasuk pendidikan luar sekolah. Seperti diadakannya kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan tambahan di sekolah. Kegiatan kemah atau E-Camp (english camp), kunjungan ke universitas negerei di Jawa (visit campus) juga setiap tahun dilaksanakan di SMA Negeri 2 Mojokerto. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengembangkan kemampuan bahasa inggris para siswa dan menanamkan jiwa sosial yang tinggi di kalangan masyarakat. Kegiatan diluar sekolah tersebut akan menambah wawasan luas peserta didik mengenai bagaimana manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Pembelajaran atau pendidikan yang transformatif adalah pembelajaran atau pendidikan yang menghasilkan perubahan mendasar pada diri peserta didik. Jadi pembelajaran yang tidak memberikan dampak perubahan mendasar pada diri peserta didik bukanlah sebuah pembelajaran transformatif. Dari penjelasan diatas dapat ditarik pengertian bahwa transformasi berarti merubah bentuk, penampilan atau struktur,  mengubah kondisi, hakikat atau karakteristik, bahkan mengganti substansi. Dengan demikian semua transformasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah transformasi. Bapak Reza selaku guru Bimbingan Konseling (BK) memberi kesimpulan tentang konsep atau pemahaman tentang teori pembelajaran transformatif yaitu, Pembelajaran Transformatif adalah sebuah proses di mana seseorang mengalami perubahan acuan berpikir. Kerangka ini menentukan apa yang diketahui dan bagaimana orang mengetahuinya. Seorang yang mengalami perubahan berarti memperoleh kemampuan untuk melakukan refleksi kritis terhadap asumsi-asumsi, kepercayaan, nilai-nilai, dan perspektif yang melekat pada diri sendiri maupun orang lain. Namun proses perubahan ini tidak hanya melibatkan operasi kognitif dan rasional, tetapi juga melibatkan pergerakan emosional. Fenomena ini tidak dapat diajarkan tetapi harus dialami dan dipraktikkan, sehingga peran pendidik terbatas sebagai fasilitator dan pemantik bagi berlangsungnya proses ini. Akhirnya dalam proses ini, individu bertransformasi menjadi pembelajar yang bisa mengarahkan diri sendiri, kritis, dan mampu berpikir secara rasional.

B.       Strategi Pembelajaran Transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto
Dari penjelasan tentang konsep dasar transformatif dan pembelajaran transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto, dapat dikatakan bahwa pembelajaran transformatif telah menjadi sebuah strategi pembelajaran tersendiri. Di dalamnya terdapat kandungan potensi yang luar biasa. Apabila potensi tersebut dapat diaplikasikan kedalam setiap kegiatan pendidikan, maka dapat diharapkan bahwa semua kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang sangat menjanjikan untuk perkembangan sosial peserta didik
Strategi pembelajaran transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto yaitu dengan cara pembelajaran diluar kelas atau pembelajaran diluar sekolah. Belajar di luar kelas dan di luar sekolah dapat membuka pandangan para siswa yang dasarnya dari materi (teori) dapat mengerti penggunaan dalam kehidupan sehari-hari dan prakteknya. Ini bertujuan untuk membantu program kurikulum pun dapat diterima lebih baik. Pembelajaran di luar kelas ini memacu siswa untuk lebih aktif dan dapat berkomunikasi langsung dengan masyarakat sekitar dan Siswa diajak untuk pandai menyampaikan sesuatu dalam bahasa yang formal dan dimengerti orang sekitar. Di SMA Negeri 2 Mojokerto menggunakan strategi pembelajaran transformatif dengan cara atau dengan mengadakan kegiatan diluar kelas atau kegiatan di luar sekolah yaitu, yang pertama adalah kegiatan kemah (E-Camp) dan yang kedua adalah kunjungan ke Universitas Negeri di Jawa. Berikut penjelasan dari kedua kegiatan pembelajaran bedasar teori transformatif tersebut.
1.        E-Camp (English Camp)

   
















     Salah satu kewajiban sekolah adalah memberikan wadah bagi siswa-siswinya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, SMA Negeri 2 merupakan satu-satunya SMA di kota Mojokerto yang memiliki status R-SBI (dulu) sekarang yang mempuyai status sekolah unggulan se-kota dan se-kabupaten Mojokerto oleh karena itu setiap siswa dituntut untuk menguasai Komunikasi Bahasa Inggris. Melalui kegiatan Student’s English Camp yang merupakan salah satu program sekolah, bertujuan untuk melatih siswa khususnya kelas X untuk belajar berkomunikasi Bahasa Inggris dan mlatih para siswa agar menjadi manusia yang berjiwa sosial tinggi. Untuk dapat berkomunikasi lancar siswa-siswi dituntut untuk belajar di dalam lingkungan sekolah. Namun pada dasarnya menurut siswa belajar di dalam lingkungan sekolah saja tidaklah cukup. Dengan memberikan siswa-siswi pembelajaran dalam suasana yang berbeda membuat mereka merasa mendapatkan sesuatu yang baru yang belum mereka dapatkan di lingkungan sekolah. Sehingga para siswa bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman baru serta dapat belajar hidup mandiri. Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali untuk para siswa yang baru masuk di SMA Negeri 2 Mojokerto di Kebun Raya Purwodadi-Pasuruan, kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas X. Dalam kegiatan ini SMA Negeri 2 Kota Mojokerto bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota Mojokerto untuk peminjaman tenda. Bentuk kegiatan Student’s English Camp berupa lomba-lomba dalam Bahasa Inggris seperti Story Telling Broad Casting , Poetry Role Play Host , News Reading , dan The Best Class.

2.        Kunjungan ke Universitas Negeri (visit campus)


     SMA Negeri 2 Mojokerto mempunyai kegiatan yg dilaksanakan setiap tahun oleh sekolah untuk para kelas XII yaitu kunjungan ke Universitas atau visit campus. Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan para siswa tentang Universitas Negeri di Jawa maupun di luar Jawa. Hal ini bila dikaitkan dengan pembelajaran transformatif mempunyai hubungan yang sangat erat, karena pembelajaran transformatif merupakan
sebuah proses perubahan yang mendasar pada diri manusia. Oleh karena itu SMA Negeri 2 Mojokerto mengadakan kegiatan ini untuk mengembangkan kepribadian siswa dan agar bisa memahami situasi luar sekolah.
     Kunjungan Universitas ini dilaksanakan di ITS, ITB, ITB, UGM, UNY, UNAIR, dan masih banyak kampus lagi. Disini diharapkan siswa mampu untuk mengetahui dan memahami segala jurusan yang ada di kampus tersebut dan kegiatan ini dilakukan untuk membekali mereka agar setelah lulus dari SMA Negeri 2 Mojokerto, peserta didik tidak kebingungan dengan memilih atau menentukan kampus mana yang akan mereka pilih. Kegiatan visit campus ini tidak dilaksanakan di kampus saja, melainkan para pendidik juga mengajak para pserta didik untuk berkunjung ke SMA. Seperti halnya para pserta didik berkunjung ke SMA Negeri 3 Malang. Hal ini bertujuan agarpara peserta didik mampu bertukar pikiran dengan para pserta didik dari SMA Negeri 3 Malang dan agar bisa lebih bersosialisasi dengan masyarakat.

C.      Persepktif Transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto
1.        Transformatif sebagai pengembangan kesadaran
     Teori belajar transformatif  yang disebut dengan conscientization atau pengembangan kesadaran. Di SMA Negeri 2 Mojokerto, pembelajarn transformatif sebagai pengembangan kesadaran diterapkan dengan adanya peraturan di sekolah, sehingga hal tersebut akan mengacu kepada kesadaran peserta didik untuk mentaati peraturan yang telah di buat oleh sekolah.
2.        Transformasi sebagai Refleksi
     Teori belajar  sebagai refleksi merupakan pembelajaran orang dewasa berdasarkan pada psikologi kognitif, psikologi perkembangan, dan teori social kritis. Di SMA Negeri 2 mojokerto menerapkan teori pembelajaran transformatif sebagai refleksi pada waktu berlangsungnya mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK).
3.        Transformasi sebagai Perkembangan 
     Teori prospektifnya memberikan kerangka kerja untuk memahami belajar transformatif sebagai pertumbuhan dengan memandang kebutuhan untuk menemukan dan membangun makna didalam kehidupannya sebagai faktor utama yang memotivasi orang dewasa untuk berpartisipasi di dalam pengalaman formal. SMA Negeri 2 Mojokerto menerapkan pembelajaran transformatif sebagai perkembangan dengan cara setiap kegiatan belajar mengajar para pendidik dituntut untuk menceritakan pengalaman yang bersifat memotivasi dan membangun para peserta didik dengan diselingi mengajar peserta didik dengan bercerita.
4.        Transformatif sebagai Individuasi 
     Tujuan belajar transformatif adalah mengidentifikasikan kesan- kesan yang muncul dalam belajar dan melakukan dialog intrapersonal atas kesan- kesan tersebut. Di SMA Negeri 2 Mojokerto hal ini diterapkan pada waktu pembelajaran Bimbingan Konseling (BK), dengan cara setiap peserta didik diwajibkan untuk menulis kesan-kesan atau pun pesan untuk para pendidik dalam hal mengajar peserta didik dan melakukan dialog kepada peserta didik secara satu per satu.

D.      Praktik dan Kondisi yang Ideal untuk Menerapkan Pembelajaran Transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto
     Di bawah ini merupakan tindakan-tindakan serta keadaan-keadaan penting dalam menerapkan pembelajaran transformatif di SMA Negeri 2 Mojokerto.
1.    Kondisi-kondisi belajar yang ideal
       Kondisi belajar yang meningkatkan rasa keamanan, keterbukaan serta kepercayaan. Contohnya kelayakan lingkungan pelatihan, mengadakan kegiatan belajar mengajar di luar kelas agar tercipta situasi belajar yang ideal.

2.    Situasi pembelajaran yang terbuka dan mengutamakan refleksi kritis
       Situasi pembelajaran yang demokratis, terbuka, rasional, memiliki akses kepada semua informasi yang ada serta mengutamakan refleksi kritis. Pada waktu pembelajaran didalam ruang kelas pendidik harus bersikap demokratis yaitu, bersikap tidak memihak, menghargai pendapat peserta didik dan menerima segala jenis sumber informasi ( informasi dari internet ).
3.    Pembelajaran transformatif sebagai pengalaman
       Pembelajaran yang mensyaratkan adanya saling berbagi pengalaman hak asasi manusia secara pribadi maupun profesional. Dalam kegiatan belajar mengajar pendidik dituntut untuk saling berbagi pengalaman baik, yang bertujuan untuk memotivasi dan memberi semangat untuk peserta didik.
4.    Pengaturan kelompok untuk pembelajaran transformatif 
       Kegiatan belajar mengajar akan lebih santai atau lebih nyaman jika dilakukan dengan berkelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya, untuk menghargai dan tidak menghindari ketidaksepahaman dan konflk, untuk memberi banyak masukan ide-ide baru yang berbeda dan melaksanakan ide-ide baru tersebut dengan berkelompok.
5.    Karakteristik Fasilitator 
       Pendidik harus dapat dipercaya, bersikap empati, peduli, mempertahankan keaslian, jujur dan menunjukan integritas tingkat tinggi. Menjadi seorang guru haruslah mempunyai sikap-sikap yang disebutkan diatas agar peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar merasa nyaman dan termotivasi.


























DAFTAR RUJUKAN

Buchori, Mochtar. & Meitasandrashanti. 2009. Transformasi Pendidikan    (Pendidikan Kritis Transformatif). Jakarta : Ar Ruzz Media.

Hardika, Dr. M.Pd. 2012. Pembelajaran Transformatif Berbasis Learning How To            Learn. Malang: UMM Press.

Trivette. C.M. et.al. 2009. Characteristics and consequences of adult learning         Methods and strategies. Research Brief. Vol. 3, No.1.

Winkel, W.S. 1987. Psikologi pengajaran. Jakarta : PT Gramedia.










No comments:

Post a Comment